Minggu, 15 Oktober 2017



            Agama adalah sebuah struktur terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Agama berasal dari bahasa sansekerta yaitu: “A” itu tidak, dan “Gama” itu kacau. Jadi agama itu mengarahkan kita agar kita tidak kacau.

           Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai

           Indonesia adalah negara yang multikultural yang beragam budaya, bahasa, adat istiadat dan agama. Perbedaan inilah yang seharusnya dihormati dan dihargai sebagai bentuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Pembenaran akan keyakinannya sendiri ditambah dengan tindakan kekerasan kepada yang berbeda selama ini menimbulkan keresahan serta perpecahan antar kelompok dalam sebuah negara yang beragam.

           Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh mayoritas untuk menyerang minoritas akan membuat dampak yang negatif secara perlahan-lahan. Mayoritas akan selalu merasa tersaingi akan hadirnya kaum minoritas pun sebaliknya minoritas akan merasa selalu terancam keberadaan mereka yang jauh dari rasa aman. Kekerasan ini bukan saja kekerasan fisik saja misalnya, merusak bangunan tempat ibadah dan aksi main hakim sendiri yang bisa menimbulkan korban jiwa seperti aksi bom yang kerap terjadi di tempat-tempat Ibadah.

           
          Seperti beberapa contohnya Pembakaran Masjid di Tolikara oleh sejumlah oknum tidak bertanggung jawab pada saat pelaksaan Shalat Ied. Dan juga GKI Yasmin, Bogor yang harus merayakan Hari Raya Natal di trotoar jalan karena Gereja mereka di segel oleh Pemda Bogor atas desakan beberapa ormas agama. Kekerasan-kekerasan ini tentu membuat kehidupan bermasyarakat di Indonesia menjadi tidak tentram dan damai.

            Jadi menurut saya, kerukunan dan ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat dapat tercapai jika semua pihak dapat benar-benar peduli dan menyampingkan ego masing-masing untuk kepentingan bersama.

 

Berikut adalah kutipan dari tokoh besar Indonesia, yaitu Gus Dur:

 

-“Tidak penting apa pun agama atau sukumu, Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agama mu.”

 

-“Kemajemukan harus bisa diterima, tanpa adanya perbedaan.”

 

-“Faktor yang menyebabkan terjadinya konflik adalah mau menang sendiri tanpa batas, jadi tidak ada toleransi.”

 

-“Semakin tinggi ilmu seseorang, semakin tinggi toleransinya.”

 

 


            Jadi intinya, kita semua harus menurunkan ego kita masing-masing untuk kerukunan bersama agar bisa tercapainya kerukunan dan kedamaian dalam berkehidupan bermasyarakat.

Sabtu, 14 Oktober 2017



          Agama adalah sebuah struktur terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan. Agama berasal dari bahasa yunani yaitu: “A” itu tidak, dan “Gama” itu kacau. Jadi agama itu mengarahkan kita agar kita tidak kacau.


           Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang- orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai


           Indonesia adalah negara yang multikultural yang beragam budaya, bahasa, adat istiadat dan agama. Perbedaan inilah yang seharusnya dihormati dan dihargai sebagai bentuk kehidupan berbangsa dan bernegara. Pembenaran akan keyakinannya sendiri ditambah dengan tindakan kekerasan kepada yang berbeda selama ini menimbulkan keresahan serta perpecahan antar kelompok dalam sebuah negara yang beragam.


           Tindakan kekerasan yang dilakukan oleh mayoritas untuk menyerang minoritas akan membuat dampak yang negatif secara perlahan-lahan. Mayoritas akan selalu merasa tersaingi akan hadirnya kaum minoritas pun sebaliknya minoritas akan merasa selalu terancam keberadaan mereka yang jauh dari rasa aman. Kekerasan ini bukan saja kekerasan fisik saja misalnya, merusak bangunan tempat ibadah dan aksi main hakim sendiri yang bisa menimbulkan korban jiwa seperti aksi bom yang kerap terjadi di tempat-tempat Ibadah.


           Seperti beberapa contohnya Pembakaran Masjid di Tolikara oleh sejumlah oknum tidak bertanggung jawab pada saat pelaksaan Shalat Ied. Dan juga GKI Yasmin, Bogor yang harus merayakan Hari Raya Natal di trotoar jalan karena Gereja mereka di segel oleh Pemda Bogor atas desakan beberapa ormas agama. Kekerasan-kekerasan ini tentu membuat kehidupan bermasyarakat di Indonesia menjadi tidak tentram dan damai.


            Jadi menurut saya, kerukunan dan ketentraman dalam kehidupan bermasyarakat dapat tercapai jika semua pihak dapat benar-benar mengerti dan menyampingkan ego masing-masing untuk kepentingan bersama.

 


Berikut adalah kutipan dari tokoh besar Indonesia, yaitu Gus Dur:

 

-“Tidak penting apa pun agama atau sukumu, Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agama mu.”

 

-“Kemajemukan harus bisa diterima, tanpa adanya perbedaan.”

 

-“Faktor yang menyebabkan terjadinya konflik adalah mau menang sendiri tanpa batas, jadi tidak ada toleransi.”

 

-“Semakin tinggi ilmu seseorang, semakin tinggi toleransinya.”

 

 

            Jadi intinya, kita semua harus menurunkan ego kita masing-masing untuk kerukunan bersama agar bisa tercapainya kerukunan dan kedamaian dalam berkehidupan bermasyarakat.